Kamis, 29 September 2011

SECUIL UNGKAPAN JAWA

Beberapa Ungkapan Jawa :
“Ngelmu iku kalakone kanthi laku” (bila ingin pandai harus belajar). Ini berarti bahwa bila ingin pandai, seorang anak didik dalam keluarga harus belajar keras. Hal ini dapat disamakan dengan ungkapan “Jer basuki mawa beya” (keberhasilan seseorang diperoleh dengan pengorbanan). 
“Nulodho laku utomo” (mencontoh perbuatan yang baik). Ini berarti semua anggota keluarga harus mencontoh pada perbuatan yang utama dan yang baik.
“Ngono ya ngono, ning aja ngono” (demikian ya demikian, tetapi jangan demikian). Ini berarti berbuat boleh, berbicara boleh juga, tetapi jangan sampai menyakiti hati dan perasaan orang lain. Atau dalam berbuat jangan melewati wewenangnya. Ungkapan ini untuk mengendalikan diri, jangan berbuat
melebihi wewenangnya dan jika berbicara jangan orang lain tersinggung. 
“Aja nggugu karepe dewe” (jangan berbuat sekehendak sendiri). Atau “Aja nuhoni benere dewe” (jangan merasa benar sendiri). Atau “Aja mburu menange dewe” (jangan mengejar/merasa menang sendiri). Ungkapan tersebut di atas sifatnya memperingatkan dalam keluarga atau lebih luas dalam masyarakat
agar jangan menganggap dirinya yang paling benar, dalam tingkah laku, kepandaian dan kebijakan pendapat dan lain sebagainya.
“Mikul dhuwur mendhem jero” (memikul tinggi menanam dalam). Artinya orang yang senantiasa bertanggungjawab kepada keluarga dengan membawa nama baik keluarga atau orang tua. Dengan menjunjung derajat orang tua si anak akan harum namanya.
“Kacang mangsa ninggal lanjaran” (kacang tidang mungkin meninggalkan jalur). Maksudnya, watak dan tingkah laku anak biasanya mirip dengan tingkah laku orang tua. Ini berarti bahwa orang tua harus yang baik kepada anak-anaknya agar anak-anaknya selalu merasa nyaman dalam kehidupan
keluarga.
“Kaya mimi lan mintuno” (seperti sepasang ikan mimi dan mintuna). Artinya kasih sayang ayah dan ibu, tidak bercerai-berai atau tidak dapat diceraikan dan selalu rukun. Kasih sayang ibu dan ayah, dapat digeser ke kasih sayang adik-kakak, orang tua-anak dan sebaliknya anak harus hormat kepada orangtua dan berbakti agar dalam keluarga tidak terjadi pertengkaran.
“Wong bodho dadi pangane wong pinter” (orang yang bodoh menjadi objek rejeki orang yang pinter). Ungkapan ini menggambarkan perubahan dalam idealisme dan cara pendidikan keluarga yang berlainan. Dalam keadaan sekarang generasi muda harus rajin belajar, menjadi orang yang pandai untu
kesuksesan hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar